Berita Bola Situs Berita Bola dan Prediksi
Bos Leicester Claudio Ranieri telah ditunjuk sebagai manajer terbaik tahun ini oleh Asosiasi Manajer Liga Inggris. Pria 64 tahun asal Italia itu sangat terkenal setelah sukses menghantarkan Foxes ke atas klasmen mereka di musim pertamanya dengan klub. Kini ia dipanggil LMA Manager of the Year.
Ranieri juga menerima penghargaan Premier League, dengan Brighton Chris Hughton mengambil penghargaan Championship. Hughton menerima penghargaan meskipun timnya gagal menang divisi mereka setelah finish ketiga dan tersingkir dari babak play-off di semi-final pada hari Senin oleh Sheffield Wednesday. Dan Ranieri adalah manajer kedua non-Inggris atau Irlandia yang berhasil memenangkan penghargaan bergengsi setelah Arsene Wenger Arsenal, yang menang di 2002 dan 2004.
Ranieri dibawa ke Leicester sebagai pengganti Nigel Pearson musim panas lalu dan mengawasi kampanye yang luar biasa setelah Foxes menderita tiga kali kekalahan liga.
Ranieri melakukan perjalanan ke London pada Senin malam setelah parade gelar Leicester, yang dirayakan oleh sekitar 250.000 penggemar di rumah Foxes. Berbicara pada parade, Ranieri mendesak pendukung Leicester untuk mulai melihat ke depan untuk Liga Champions.
“Musim depan kami akan berada di Liga Champions – kami masih bermimpi.” “Terus bermimpi. Jangan bangun!”
Bos Leicester yang sudah meraih tiga penghargaan manajer, juga menerima penghargaan Premier League dari LMA.
“Saya hanya mengatakan pada para pemain kalau saya ingin mereka bermain ala sepak bola Inggris dan saya akan berikan sedikit taktik dari Italia untuk hati seorang Inggris seperti mereka dan kemudian kami berhasil melakukan sesuatu yang khusus,” ungkapannya dalam upacara penerimaan penghargaan di London, Senin (16/05).
Chief Eksekutif LMA Richard Bevan mengatakan: “Kami sangat senang untuk mengangkat Claudio menjadi LMA Manager of the Year, pengakuan atas gelar memenangkan musim Barclays Premier League dengan Leicester City, sebuah kisah inspiratif yang melanda dunia.”
“Pencapaian Leicester telah dimungkinkan oleh pengetahuan taktis dan teknis Claudio dan staf kepelatihannya.”
“Semangatnya untuk sepak bola, kerendahan hati dan karismanya telah mendukung kemampuan luar biasa untuk mengelola sebuah tim di tingkat yang sangat tinggi. Dia layak menjadi juara dan seorang pria yang benar-benar dari olahraga.”
Di sampiing itu Seagulls menyelesaikan musim di posisi ketiga tetapi memimpin promosi mereka usai bermain imbang 1-1 dengan Sheffield Wednesday, yang menambah agregat menjadi 3-1.
