Untuk itu tak cukup hanya bermodalkan keberanian dan tekad yang tinggi saja, namun juga perlu perhitungan yang cermat. Dan yang tidak kalah penting adalah butuh proses serta latihan yang cukup panjang. Namun jika mampu melakukannya dengan cara yang benar, tentu saja olahraga parkour ini akan menghasilkan banyak nilai positif yang bisa diperoleh.
Perlu diketahui parkour merupakan jenis olahraga yang tidak punya kontak fisik antarpemain sebagaimana kegiatan ekstrem lainnya. Selain itu, parkour juga tidak hanya berupa lompatan saja dari suatu tempat ke tempat yang lain, tapi harus pula mengetahui alasan mengapa harus melakukan lompatan tersebut dan mengapa perlu berpindah lokasi.
Latihan olahraga parkour sendiri tidak bisa dilakukan secara langsung, tetapi harus melalui beberapa tahapan. Semua tahapan ini disesuaikan dengan teknik-teknik yang dapat dikuasai dan berhasil dipraktekan dengan sempurna.
1. Persiapan diri
Upaya terbaik untuk menghindari cedera ketika berolahraga parkour adalah dengan terlebih dahulu melakukan persiapan fisik sebaik mungkin. Disamping itu juga harus rajin melatih gerakan, sehingga tubuh dapat hapal dengan sendirinya urutan dari gerakan-gerakan tersebut. Teknik ini memerlukan waktu yang cukup lama. Bahkan dalam satu sesi saja dapat memakan waktu selama satu hingga tiga jam.
Selain fisik yang kuat, pemain parkour juga harus punya kemampuan untuk konsentrasi yang lebih tinggi bahkan saat tubuh sudah terasa lelah. Oleh karena itu, selain mencari informasi sendiri tentang parkour, pemain juga harus sering berkomunikasi dengan traceur lainnya agar mampu memahami teknik latihan yang benar dan proposional.
Parkour merupakan olahraga yang tidak dipertandingkan karena punya konsep antikompetisi. Jadi dalam kegiatan ini tidak boleh muncul keinginan untuk saling mengalahkan, karena bisa memunculkan cedera atau kecelakaan. Tujuan utama dari olahraga ini justru saling mengasih pertolongan antar pemain atau traceur.
Walau telah melakukan banyak latihan serta persiapan fisik dan mental secara matang, namun yang namanya cedera pasti akan tetap saja memiliki peluang untuk muncul kapan saja. Bahkan ketika menjalani latihan, cedera dan kecelakaan juga dapat terjadi. Lalu bagaimana cara mengatasinya?
Cedera otot terkilir, dalam kasus ini diperlukan teknik pertolongan pertama dengan cara mengompresnya dengan es batu agar tidak terjadi pembengkakan sekaligus mengurangi rasa nyeri. Pengkompresan ini juga bisa membuat pembekuan darah.
Otot kram, orang yang mengalami cedera seperti ini harus segera dibantu agar bisa berdiri. Setelah kejangnya berkurang, lakukan pemijatan pada bagian kaki. Jika kram tersebut tidak terjadi pada kaki, tapi di bagian betis, lutut harus diluruskan lalu kaki diarahkan ke tulang kering sambil ditekan kuat-kuat. Kemudian ototnya dipijat.
Kram pada bagian paha belakang, lutut diluruskan dan kaki diangkat. Tapi untuk kram di paha depan, lutut ditekuk lalu otot di kedua paha dipijat dengan kuat. Untuk cedera yang menimbulkan luka apalagi pendarahan harus segera ditutup menggunakan kain yang bersih dan ditekankan pada luka tersebut. Apabila darah masih keluar, dapat diberi perban dan diikatkan pada luka tersebut, tapi tidak boleh terlalu kencang. Perban tersebut bisa terus ditekan sampai darah berhenti mengalir atau tim dokter datang.
Supaya risiko dalam olahraga parkour ini dapat dikurangi secara lebih maksimal, maka diharuskan tiap pemain untuk dapat menerapkan konsep lebih baik melakukan pencegahan daripada pengobatan. Jadi, ketika sedang berlatih atau melakukan gerakan harus disesuaikan dengan kemampuan dan tidak usah terlalu memaksakan diri. Jika hari ini belum bisa menyempurnakan gerakan tersebut, masih ada hari lain untuk mengulanginya kembali.
Baca Juga :
- Jiwa Muda dalam Semangat Parkour
- Mengenal Gerakan dan Teknik Olahraga Parkour