Breaking News
Home / Berita Bola / Gara-gara Buku, Mauro Icardi Diminta Melepas Ban Kapten Inter Milan

Gara-gara Buku, Mauro Icardi Diminta Melepas Ban Kapten Inter Milan

Mauro Icardi sedang jadi topik pembicaraan di media-media lokal Italia, pasalnya pemain yang juga berperan sebagai kapten di Inter Milan itu disebut sudah melakukan hal yang mencoreng nama baik fans.

Ceritanya diawali dari buku otobiografi sang pemain, di mana di salah satu babnya Mauro Icardi menceritakan sebuah kejadian di tahun 2015 ketika Inter dikalahkan oleh Sassuolo. Fans disebutkan marah, oleh karena itu Icardi datang dan mengajak mereka bicara. Karena tindakannya itu, ia menggambarkan dirinya sebagai pahlawan di mata rekan setimnya.

Bagian itulah yang membuat ultras Curva Nord Inter meradang. Mereka tidak bisa menerima karena seakan-akan diposisikan sebagai pihak yang jahat dan pengancam. Padahal mereka hanya menginginkan perubahan di dalam klub Inter Milan. Dalam sebuah pertanyaan di situs resminya, Curva Nord mengatakan bahwa Mauro Icardi sudah tamat.

“Di mata kami semua, Icardi sudah tamat, kamu sudah habis. Kami sangat terkejut dan marah. Buku itu tidak terkait dengan insiden tersebut, konyol dan yang diceritakan di dalamnya hanya kebohongan.”

“Dia telah menggambarkan kami semua sebagai orang jahat yang suka mengancam. Orang sepertinya tidak pantas menjadi kapten karena ada yang keliru di dalam kepalanya.”

Dituding berbohong dan mendapatkan perlakuan keras dari Curva Nord, Icardi langsung memberikan jawaban. Hal pertama yang ia ucapkan adalah permintaan maaf atas apa yang tertuang di dalam buku otobiografinya. Menurutnya, yang ditulis hanya gambaran panasnya suasana kala itu, bukan pemahamannya yang sekarang.

“Saya juga kaget dan kecewa, tapi kala itu saya hanya menceritakan kejadian yang sedang terjadi, di mana pada kenyataannya saya lepas kendali menghadapi situasi yang panas. Apalagi ketika itu tim seang melalui masa-masa buruk.” Katanya melalui media lokal.

Dalam kesempatan itu, Icardi juga mengatakan bahwa dirinya menyimpulkan situasi dari insiden ketika itu. Tapi memang benar ada bagian dalam hal frase yang dilebih-lebihkan. Kemudian ia juga mengaku bangga ditunjuk sebagai kapten oleh manajernya. Ban kapten adalah mimpi masa kecil yang menjadi kenyataan.

Ia juga menegaskan bahwa fans adalah segalanya, fans adalah tempat baginya merayakan kemenangan dan juga berbagi kepedihan ketika mengalami kekalahan. Fans adalah segalanya, jadi ia tak pernah berupaya menempatkan mereka di posisi yang tidak mengenakkan.

Sayangnya situasi yang dihadapi oleh Icardi mungkin tak akan benar-benar pulih, setelah dalam pertandingan melawan Cagliari di Giuseppe Meaza, ia justru gagal mengesekusi tendangan penalti yang berpeluang membuat timnya unggul.

B Wayan

BACA JUGA :

  • Fungsi Pokok serta Faktor Penunjang Keberhasilan Manajemen Olahraga
  • Memahami Pentingnya Gizi Olahraga

About kang odon

Check Also

Man City Kalah, Liverpool Tinggal Butuh Enam Poin Lagi untuk Juarai Liga Inggris

MANCHESTER – Kekalahan Manchester City dari Manchester United di laga pekan ke-29 Liga Inggris 2019-2020 …