Tercatat sampai sejauh ini, selama 184 pekan secara beruntun, Serena masih dinobatkan dengan predikat sebagai ratu tenis. Dan apabila Serena mampu menjuarai kompetisi bergengsi Amerika Serikat Terbuka ini serta mengatasi tekanan, maka petenis putri berkulit hitam ini sudah semakin dekat, hanya tinggal selangkah lagi mengejar prestasi dari catatan Margaret Court, yakni pemilik 24 gelar grand slam.
Akan tetapi yang jelas hal tersebut tidak akan mudah bagi Serena untuk merebut gelar juara tahunan ini di turnamen AS Terbuka, mengingat adanya sosok dari Angelique Kerber yang terus-menerus menghantuinya. Seperti yang sudah pernah dia bahas sebelumnya, yakni Kerber merupakan salah seorang petenis yang bisa menjatuhkan Serena pada final Australia Terbuka.
Oleh karena inilah dia seperti terasa dalam tekanan besar ketika tampil bermain di hadapan para pendukungnya. “Jika terus memikirkannya, hanya akan membuat saya berada dalam tekanan, dan pastinya saya akan kesulitan untuk tidur. Untuk itu saya akan belajar untuk menghindari perdebatan dan percakapan.”
Tak heran bila Serena akan merasa seperti ada di dalam tekanan, melihat catatanya saat 2 tahun terakhir ini, diamana dia masih tak mampu untuk mengamankan trofi dari AS Terbuka, padahal sempat mencetak angka hat-hatrick pada kompetisi terakhirnya di tahun 2012, 2013, serta 2014. Namun pada musim terakhirnya, Serena tak mampu melewati babak semifinal yang dihadang oleh Roberta Vinci, dengan skor akhirnya 2-6, 6-4, dan 6-4.
“Saya selalu merasa bahwa diri saya tidak baik setiap kali saya menelan kekalahan. Namun saya harus dapat mengingatkan kembali diri saya tentang ‘apakah Saya akan terus bergelut dalam tenis’. Hal itu berarti, jika saya bukanlah robot. Saya pasti akan gantung raket, yakni melepas karir saya cepat atau lambat,” Serena mengakhiri.
Baca Juga :
- Garbine Muguruza meraih Piala Perancis Terbuka 2016 usai mengalahkan Serena Williams di set langsung
- Serena mengirim pesan Bela Sungkawa atas Insiden Berdarah di Amerika