Breaking News
Home / motogp / Manajer The Maniac Menunjukkan Analisisnya terhadap Kemerosotan Rider Professional

Manajer The Maniac Menunjukkan Analisisnya terhadap Kemerosotan Rider Professional

Banyaknya rekor baru yang bermunculan pada seri Kejuaraan Dunia MotoGP 2016 ini membuat Carlo Pernat turut berkomentar. Sang manajer Andrea ‘The Maniac’ Iannone dari tim Ducati itu menilai bahwa produk ban Michelin yang dikatakan memiliki keindahan dan menegangkan ini masih belum oke, justru malah menjadikan para rider untuk menahan diri ketika memacu motor mereka karena alasan keamanan.

Usai balap tersebut, Pernat juga menyatakan finis Andrea Iannone di posisi ke-7 itu dibarengi pula dengan mukjizat.
Dalam beberapa seri terakhir ini memang pemandangan dari persaingan balap MotoGP membuat para penonton dapat bersorak. Bagaimana tidak, lihat saja hasilnya, dimana terdapat 6 pembalap berbeda dia setiap podiumnya. Jelas hal tersebut sangat tidak terduga, ditambah jika lintasannya dinyatakan tengah dalam kondisi basah.

Disamping itu, rider Honda Marc Marquez dapat diibaratkan adalah seorang akuntan, dimana Ia dapat mengelola keunggulan poin melalui kemampuan taktisnya di lintasan. Terlihat ketika balapan basah, dia tampak menahan skill maksimalnya.

Akan tetapi kegagalannya pada musim lalu menjadi lampu penerang yang menuntunnya untuk memenangkan Kejuaraan Dunia kali ini. Kemudian rider Yamaha Valentino Rossi, walau masih dinobatkan sebagai master dalam urusan taktik, namun semua kemarahan masih ditempatkan ditangannya.

Meskipun pada awal lomba sudah menghemat ban dan berhasil finis di Brno melewati Marquez. Namun The Doctor masih saja tertinggal 55 poin dari Baby Alien, sedangkan hanya tersisa 7 pentas balap lagi. Lalu Lorenzo, tak seperti seorang kaliber juara dunia yang ditunjukkannya musim lalu, tampak dari kebekuannya dalam balapan basah, yang membuat kinerja pikirannya melemah.

Lihat perolehan pada 3 balapan basah terakhir, ketika di GP Jerman, GP Belanda, serta GP Republik Ceko, dimana Lorenzo berakhir dengan memperoleh 7 poin saja. Melihat hal tersebut, Pernat juga menilai bahwa adanya sebuah fakta dibalik performa Porfuera itu.

“Ya, fakta itu adalah karena Lorenzo sudah membuat 2 musim kontrak kerja berikutnya bersama Ducati!”

Setelah 7 tahun bersama, selama ini dia mencoba untuk mengajak mekanik Movistar untuk mengikuti jejaknya agar beralih ke pabrikan Italia. Pasti Lorenzo sudah membuat ikatan tersendiri dengan para mekanik serta pabrikan asal Iwata itu. Apalagi dia harus berpisah akhir musim ini dengan mereka yang sudah sangat berperan dibalik layar dalam perolehan 3 gelar juara dunia MotoGPnya, serta juga membuatnya menjadi seorang pembalap Spanyol pertama yang berhasil memperoleh rekor itu.

Baca Juga :

  • Semangat Andrea Iannone di BRNO Sebagai Petualangan Barunya
  • Andrea Iannone melesat di sesi latihan

About kang odon

Check Also

Vinales Pede Gusur Lorenzo

Maveric Vinales berhasil naik podium di GP Australia akhir pekan lalu, yang pada akhirnya memberikan …