Breaking News
Home / info olahraga / Mengenal Sejarah dan Perkembangan Olahraga Bridge

Mengenal Sejarah dan Perkembangan Olahraga Bridge

Bridge merupakan salah satu bentuk permainan yang mempergunakan kartu dan mengandalkan kecerdasan pikiran para pemainnya, dan menggunakan taktik yang istimewa. Olahraga ini pertama kali dicetuskan oleh Ely Culbertson tahun 1920an di USA. Hampir mirip dengan catur, namun terdapat perbedaan pada media, peraturan, serta juga cara bermainnya. Namun masih sama-sama mengandalkan kemampuan otak.

Permainan ini dimainkan oleh 2 pasang pemain yang masing-masing terdiri atas 2 orang dengan posisi duduk yang berhadapan. Pasangan atau partner masing-masing tim duduk pada posisi berseberangan masih pada 1 meja, baik di posisi arah Utara dengan Selatan, atau Timur dengan Barat. Lalu permainan ini berlangsung dengan menyesuaikan arah dari jarum jam.

Ada 52 kartu yang menjadi media dalam permainan ini. Sehingga masing-masing pemainnya mendapatkan jatah 13 kartu. Masing-masing tim boleh berkomunikasi untuk mengetahui jenis kartu yang dipegang pemain lain dengan menggunakan cara bidding.

Di Indonesia sendiri ternyata olahraga ini sudah menyumbangkan prestasi ke tingkat Internasional. Sekalipun belum setenar olahraga yang mendunia seperti sepak bola, bulu tangkis, dan olahraga lainnya. Tetapi nyatanya olahraga ini sudah didirikan organisasi yang menaunginya sejak tahun 1953.

Seorang mantan perwira TNI AL dan beberapa rekannya mendirikan GABSI, organisasi bridge Indonesia. Yang merupakan singkatan dari Gabungan Bridge Seluruh Indonesia. Khusus Bridge Indonesia, torehan prestasinya ternyata sudah cukup mencengangkan. Sebab sudah berkali-kali menjuarai kompetisi di tingkat ASEAN serta kompetisi lainnya di tingkat Internasional. Bahkan Indonesia menjadi negara yang cukup disegani pada tingkat olahraga Bridge dunia.

Ada 2 tahap pertempuran dalam olahraga bridge, yang saling berhubungan antara satu dan lainnya. Pada pertempuran pertama, bidding boleh dilakukan dalam waktu kurang lebih 2 menit yang bersifat menguji kemampuan atau kecerdasan pada sistem bidding yang telah disepakati oleh masing-masing pasangan. Selanjutnya proses bidding menggunakan sinyal atau tanda yang ditulis oleh masing-masing atlet untuk dijadikan bahan informasi yang berguna bagi prose untuk berlanjut pada pertempuran kedua.

Tahap pertempuran yang kedua ada enam langkah yang digunakan yakni planning dalam waktu kurang lebih 2 menit sesuai dengan proses bidding. Lalu berlanjut pada lead pertama di mana kartu dummy sebanyak 13 lembar dibentangkan.

Kemudian secara cepat komandan dari pertempuran kedua yang disebut dengan deklerer menganalisis SWOT sekaligus menentukan taktik serta strategi dalam merebut sasaran. Proses selanjutnya yakni menyusun kartu sesuai dengan fungsi, kekuatan dan jenisnya masing-masing. Barulah pertempuran dilaksanakan.

Baca Juga :

  • Courtouis tak ingin pensiun di Stamford Bridge
  • Palang pintu Italia menuju Stamford Bridge

About kang odon

Check Also

Jenis Olahraga yang Gagal Menjadi Bagian Olimpiade

Mengingat jumlah acara di Olimpiade yang semakin kembung saat ini, sulit untuk percaya bahwa ada …