Breaking News
Home / info olahraga / Pahlawan yang Terlupakan, Josia Thugwane

Pahlawan yang Terlupakan, Josia Thugwane

Lebih dari sekedar pentas olahraga di dalamnya mengandung arti luas yang terkandung di dalamnya. Olimpiade yang berwajah pesta olahraga terbesar dan tertua sejagat itu membuktikan segala bentuk filosofi. Dalam catatan panjang terisi segudang sejarah yang bahkan sebagian besar diantaranya telah hilang dari ingatan, salah satunya adalah sosok dari Josia Thugwane.

Pada Olimpiade Atlanta 1996, Amerika Serikat, seorang legenda asal Afrika Selatan, diamana bertepatan dengan hari Minggu, 4 Agustus 1996, bangsanya bersorak sorai menyambut keberhasilannya. Yakni dalam ajang Olimpiade ketika seorang pria berkulit hitam dari bangsa Afrika itu berhasil mengibarkan bendera kebanggaannya.

Seorang pria dengan tinggi badan tidak sampai dua meter, yaitu Josia Thugwane, dari lintasan lari Marathon berhasil mengangkat martabat bangsanya. Hanya dengan bermodalkan sebuah kaca mata hitam melindungi matanya dari sorot matahari pagi, dengan mantap dia melangkahkan kakinya menapaki setiap jengkal lintasan terus tanpa henti, berpegang sebuah harapan yang jauh dari apa yang terpikirkan oleh para atlet kebanyakan.

Tak akan ada dugaan bila seorang pria dengan postur tubuh pendek serta perbedaan ukuran kaki yang jauh dari para pesaingnya akan mampu lebih dulu menyentuh garis finis. Bahkan untuk dirinya sendiri pun dia tak pernah menyangka akan mencicipi rasa dikalungkan medali emas. Pria kelahiran 1971 itu juga sempat mengakui bahwa Ia tidak pernah menginginkan medali atau penghargaan apapun dari lomba yang diikutinya.

Karena harapan dia hanya satu, yaitu keinginannya untuk memperbaiki nasib diri dan keluarganya yang selalu hidup di bawah garis kemiskinan. Saat dia mengenang kembali disaat posisi start, dia berkata. “Hanya satu hal yang saya pikirkan, saat itu sejak mulai berdiri di garis start. Yakni kala itu pemerintah Afrika menjanjikan kepada saya apabila Anda memenangkan lomba maka Anda akan mendapatkan 150.000 Rand atau senilai Rp 143 juta.”

“Tujuannya, bila saja bisa memperoleh 150.000, saya akan dapat membangun rumah untuk keluarga saya,” ucapnya itu. “Harapan saya hanya untuk merubah hidup saya juga keluarga saya, saya tidak pernah berpikir kalau Olimpiade adalah sesuatu yang besar di dunia.”

Baca Juga :

  • Roger Federer menikmati bentrokan dengan pahlawan Inggris Marcus Willis di Wimbledon

About kang odon

Check Also

Jenis Olahraga yang Gagal Menjadi Bagian Olimpiade

Mengingat jumlah acara di Olimpiade yang semakin kembung saat ini, sulit untuk percaya bahwa ada …