Pramuka, Olahraga Pembentuk Karakter

Memperingati Hari Pramuka yang bertepatan pada hari ini, Minggu (14/08) untuk yang ke-55. Tentu di dalam salah satu organisasi pendidikan non-formal ini, terkandung unsur pengembangan dunia olahraga. Jelas nama Pramuka ini sudah tidak asing lagi didengar, apalagi dikalangan anak sekolah. Namun banyak juga yang tidak menganganggapnya sebagai bagian dari olahraga bahkan memiliki makna lebih mendalam. Sejumlah orang hanya berasumsi bahwa pramuka adalah sebatas acara tepuk tangan, baris berbaris dan juga perkemahan.

Lebih jauhnya dalam dunia pengembangan atlet, kegiatan pramuka ini dapat diterapkan apabila terorganisir dengan baik. Karena memang pramuka itu sendiri memiliki sejumlah tingkatan yang didasari pada klasifikasi usia. Diantaranya yaitu :

• usia 7-10 tahun diberi nama Pramuka Siaga,
• usia 11-15 tahun diberi nama Pramuka Penggalang,
• usia 16-20 tahun diberi nama Pramuka Penegak, dan
• usia 21-25 tahun diberi nama Pramuka Pandega.

Dalam dunia olahraga tentu saja sudah tampak dari segi kategori usia seperti itu. Akan tetapi, perhatiannya masih sangat minim untuk saat ini. Padahal bila melihat kegiatan Pramuka sendiri yang banyak melatih ketahanan fisik, jelas hal ini merujuk pada suatu olahraga. Karena melalui Pramuka, para anggota akan terlibat dalam aktivitas lari, jogging, melompat, serta mengangkat beban berat, hanya saja semua itu dikemas secara menyenangkan.

Ditambah melalui kegiatan ini, kita dapat melatih kerja sama tim. Suatu hal yang amat penting dalam dunia olahraga. Selain kerja sama tim, melalui kegiatan ini pun dapat mengurangi keegoisan dalam suatu individu. Pramuka itu sendiri mengemasnya dengan cara yang menyenangkan, agar pikiran dapat tetap tenang dan enjoy di tengah-tengah aktivitas yang semakin berat.

Sudah selayaknya cara-cara pramuka tersebut diterapkan dalam dunia olahraga, terutamanya di Indonesia sendiri agar dapat membentuk atlet yang berkarakter.