Dijelaskan oleh Dr. Andreas Harry, SpS(K), seorang ahli saraf yang mengatakan bahwa “penyakit pikun atau sering lupa sebaiknya tidak diabaikan sejak dini. Karena gangguan memori tersebut bisa saja berubah menjadi dimensia. Sekitar 60 persen gangguan dimensia berkembang menjadi dimensia Alzheimer’s.” Apabila seseorang sudah sampai pada tahap menderita Alzheimer’s, maka dokter pun hanya dapat meresepkan obat yang sifatnya memperlambat progresi penyakit saja.
“Alzheimer’s menyebabkan gangguan memori dan fungsi kognitif yang termasuk di dalamnya fungsi emosi, bahasia, dan eksekutif. Hal ini membuat penderitanya tak lagi mampu melakukan aktivitas harian seperti mandi, makan, buang air atau memakai baju sendiri,” jelasnya. Penyakit itu dapat terjadi ketika terdapat zat bernama beta amiloid yang terlalu pekat dan menggumpal di dalam otak.
“Secara alami kita sesungguhnya juga memiliki protein ini di tubuh. Hanya saja dalam tubuh yang sehat jumlah protein ini tidak terlalu kental serta dapat larut dengan sendirinya di dalam tubuh,” tambahnya. Penyakit yang pernah menyerang mantan Presiden AS Ronald Reagan itu sebenarnya masih dapat dicegah.
“Dengan cara menjaga pola makan yang sehat. Jangan mengkonsumsi lemak hewani secara berlebihan. Terapkan pola makan yang seimbang. Makanlah sumber protein yang sehat dari kedelai atau ikan,” ujar sang dokter.Kemudian ditambahkan juga bahwa jangan lupa untuk rutin berolahraga agar menyehatkan fungsi saraf di otak.
“Ditemukan dalam riset terbaru bahwa, dengan aktif dan rutin berolahraga aerobik selama 45 menit per hari dalam intensitas 4 kali seminggu mmapu untuk memperbaiki energi mitokondria (sel yang bertugas memproduksi energi) di seluruh tubuh.” Dimuat dalam jurnal Neurobiology of Disease edisi November 2015 melalui penelitian dari periset St Louis, Missouri bahwa Efek dari olahraga sangat baik dalam menurunkan kadar protein beta amiloid yang menyebabkan terjadinya Alzheimer’s.
Baca Juga :
- Mengenal Manfaat dari Olahraga yang Benar
- Fase Perkembangan Yoga dari waktu ke waktu