Breaking News
Home / Berita Bola / Risiko menjadi pelatih yang gagal total, Carlos Dunga harus dipecat

Risiko menjadi pelatih yang gagal total, Carlos Dunga harus dipecat

Setelah laga Brazil kontra Ekuador di ajang Piala Amerika Centenario 2016, yang dimana hasilnya Brazil harus tersingkir pada ajang ini. Hanya 48 jam setelah laga, Federasi Sepak Bola Brazil (CBF) akhirnya memutuskan kontrak dengan pelatih timnas Carlos Caetano Bledorn Verri atau yang sering disebut Carlos Dunga. Alasannya sangat jelas, yakni Pelatih Dunga tidak mampu membawa Brazil juara, atau bahkan tidak mampu membawa Brazil lolos dari fase grup Piala Amerika 2016.

Selain Dunga, terlihat Direktur Teknis Timnas Brazil Gilmar Rinaldi, juga turut pergi usai keduanya bertemu dengan Presiden CBF Marco Polo Del Nero, pada Selasa (14/6). Dengan nasihat para ahli di CBF, Dunga waktu itu diyakini bisa mengangkat Canarinho julukan Brazil usai dipermalukan oleh Jerman 1-7 di Piala Dunia 2014. Karena itu, pada 22 Juli 2014, Dunga menerima tawaran dari CBF yang menggantikan pelatih Filipe Scolari yang gagal total di Piala Dunia 2014.

Mengapa Dunga masih dipercaya CBF untuk melatih Brazil lagi? Walaupun ia sempat membawa Brazil menjuarai Piala Amerika 2007, Dunga juga mempunyai catatan hitam. Publik tentunya ingat bagaimana akhir karier Dunga sebagai pelatih timnas Brazil (2006-2010). Yang ketika itu ia juga gagal mengantar Brazil juara di Piala Dunia 2010 setelah menelan kekalahan atas Belanda 2-1 di perempat final Piala Dunia 2010 Afrika Selatan tersebut.

Keputusan CBF untuk mempercayai Dunga kembali sebagai pelatih timnas Brazil tentunya dianggap sebagai tindakan yang membingungkan. Tetapi CBF malah memilih mengubur wajah mereka ketimbang menghadapi fakta bahwa kondisi timnas Brazil saat ini mengalami titik yang terendah dan harus membutuhkan perubahan secara radikal di tubuh mereka. Akan tetapi, kenyataannya Brazil justru malah memakai menggunakan pendekatan lama dalam menangai masalah tersebut.

Dunga memang tidak sepenuhnya dapat disalahkan. Bukan juga karena minimnya kualitas para pemain Brazil. Memang kalo menurut beberapa pengamat, bahwa kualitas pemain Brazil saat ini dikatakan sangat jauh jika dibandingkan dengan rekan – rekan Dunga saat merebut Piala Dunia 1994 atau ketika mereka meraih gelar juara dunia kelima di tahun 2002 lalu.

Di satu sisi yang lain, Dunga juga seolah tidak tahu kalau tugas untuk mengembalikan keperkasaan Brazil tentu tidaklah mudah. Dunga juga seolah tidak belajar dari kegagalannya melatih Brazil pada periode pertama.

Soal pemilihan pemain, nampaknya Dunga juga tidak berpikir dengan ketidak hadiran para pemain terbaik Brazil. Misalnya, Thiago Silva yang merupakan bek tengah terbaik dunia saat ini, seolah di asingkan setelah Piala Amerika 2015.

Kemudian bek sayap Real Madrid, Marcelo juga masih harus membayar dengan apa yang disebutnya “salah komunikasi”. Dan para striker yang silih datang dan pergi setelah kegagalan di Piala Dunia 2014. Dunga tidak menyadari bahwa ketidakhadiran mereka membawa efek terkait stabilitas tim.

Dari 23 pemain yang bermain di Piala Dunia 2014, hanya 3 pemain yang masuk dalam skuad timnas Brazil di Piala Amerika 2016. Itu berbanding terbalik dengan tim- tim di Benua Eropa. Tim terbaik Benua Eropa masih mempertahankan para pemain terbaiknya di Piala Dunia 2014.

Dunga kini akhirnya dipecat untuk yang kedua kalinya setelah dirinya gagal mengantar Brazil menjuarai Piala Amerika 2016. Itu menambah catatan hitamnya untuk Brazil setelah kegagalannya di Piala Dunia 2010.

About kang odon

Check Also

Man City Kalah, Liverpool Tinggal Butuh Enam Poin Lagi untuk Juarai Liga Inggris

MANCHESTER – Kekalahan Manchester City dari Manchester United di laga pekan ke-29 Liga Inggris 2019-2020 …