Petenis putri nomor satu dunia itu baru saja menyamai prestasi sang legenda tenis asal Jerman, Steffi Graff, dengan perolehannya sebanyak 22 trofi Grand Slam. Perolehan itu terwujud pada Sabtu (9/7) usai kemenangannya dalam menyingkirkan Angelique Kerber di Final Wimbledon 2016 dengan perolehan skor 7-5, 6-3.
Tampaknya juga prestasi Serena semakin bertambah berkilap setelah meraih kemenangan gelar serupa di pasangan ganda bersama sang kakak, Venus. Ternyata hanya selang satu hari dari sejarah yang digoreskan oleh Serena, pasca-insiden penembakan di Dallas, Amerika Serikat. Dimana 15 orang polisi diserang tembakan dan 4 orang diantaranya tewas.
Oleh karena itu, Serena selaku warga Amerika Serikat mengirimkan langsung pesan dukanya atas insiden mengerikan penembakan tersebut. Ia juga menyerukan agar keamanan dapat ditingkatkan lagi di Negeri Paman Sam ini dari masalah-masalah yang berbau rasisme.
“Saya benar-benar tidak menyangka bahwa hanya melalui menembak pemuda kulit hitam adalah jawaban atas segala permasalahan kita. Kekerasan bukanlah suatu jawaban. Insiden Penembakan di Dallas itu benar-benar menyedihkan. Tak peduli apa warna kulit mereka, satupun tidak layak untuk kehilangan nyawa. Kita semua manusia,” tegasnya.
Serena sempat melihat sendiri kematian kakaknya itu, yang bernama Yetunde Price. Ia tertembak di kawasan Los Angeles ketika melintasi jalan raya. Serena juga hampir frustasi dengan kejadian mengerikan yang menimpa saudara kandung sekaligus asisten pribadinya itu. Wajar saja Serena amat mengutuk aksi penembakan tersebut.
Baca Juga :
- Duet Serena dengan Venus untuk 14 gelar Grand Slam
- Serena berhasil untuk mengejar ketinggalan di putaran kedua