Berdasarkan informasi yang dirilis oleh Detiksport (22/9/2016) ke-13 atlet merupakan atlet cabang olahraga Muay Thai, di mana keberangkatannya dibiayai oleh panita PON, tapi tampaknya untuk bisa pulang ke kampung, mereka harus putar otak sendiri. Pasalnya hingga sore tadi, tak ada satupun pejabat daerah atau panitia PON yang mendatangi mereka untuk memberi kejelasan.
Iwan, selaku ketua rombangan dan juga pelatih mengaku tak punya ongkos untuk pulang ke daerahnya. “Kami mau pulang tentu saja, tapi tidak punya uang untuk membeli tiket pesawat. Kemarin dikasih uang Rp 500 ribu oleh panitia PON, dan dengan uang itu kami memutuskan untuk pergi ke Jakarta, sampailah di stasiun ini. ujar Iwan kepada wartawan.
Iwan kemudian mengatakan, beberapa atletnya di cabang Muay Thai bahkan berhasil dapat emas dan perak. Tapi kerja keras dan prestasi mereka tak sebanding dengan apa yang pantas mereka dapatkan. Iwan juga mengatakan dulunya dilepas oleh Bupati Morowali ketika berangkat ke Cipanas, dan sudah menghubungi Pemda untuk membantu mereka, tapi kemudian malah disuruh meminta solusi ke panitia PON. Dan selama 6 hari di sana, ke-13 atlet ini harus pontang-panting cari penginapan. Karena gagal menemukan penginapan yang sesuai, mereka terpaksa menyewa villa dengan cara patungan. Uang dari panita PON akhir ludes untuk biaya makan dan ini-itu.
Pada hari Rabu (21/9/2016) rombongan ini harus meninggalkan villa karena waktu sewanya sudah habis, tidak ada uang lagi untuk membaya sewa barang semalam. Sisa uang yang ada diprioritaskan yang penting sampai dulu ke Jakarta.
Sampai detik ini pihak Pemda maupun KONI belum memberikan kepastian, atau barang menampakkan batang hidungnya paling tidak memberikan rasa tenang kepada mereka.
“Entah bagaimana nasib kami nanti,” kata Iwan putus asa.
Baca Juga :
- Menpora Membangun Pusat Atlet Indonesia, Olympic Center
- Arak-arakan Atlet Indonesia Sampai di Istana Negara