Peneliti mengatakan bahwa performa seorang atlet bisa ditingkatkan hingga 15%, apabila otot-otot pada organ pernafasan dilatih dengan baik. Contohnya saja atlet renang atau lari, mereka akan mampu menempuh jarak yang jauh dengan catatan waktu yang lebih singkat.
Dampak yang baik akibat menjalankan latihan pernafasan ini juga dapat dirasakan oleh para atlet dari cabang olahraga lainnya. Akan tetapi perlu diingat, bahwa antara satu jenis olahraga pernafasan dengan jenis yang lainnya tetap memerlukan proses latihan maupun cara pengolahan nafas dengan teknik yang berbeda-beda, tergantung pada jenis olahraganya itu sendiri. Berikut sedikit contoh teknik yang dibutuhkan pada olahraga pernafasan:
1. Olahraga renang
Tentu yang dibutuhkan untuk meningkatkan performa perenang adalah dengan melatih sistem pernafasan di air. Akan tetapi bila tarikan nafas terlalu cepat dilakukan, tidak dapat memberi dampak positif terhadap latihan tersebut. Yang terbaik adalah frekuensi nafas dikurangi. Hal ini justru bisa membuat pasokan ke otot mengalami peningkatan yang cukup signifikan.
Tekniknya, cobalah meningkatkan kapasitas atau organ paru-paru. Peningkatan kapasitas udara dalam paru-paru ini bisa diperoleh melalui latihan melakukan tarikan nafas mulai dari hitungan 1 kemudian ditingkatkan terus sampai hitungan ke-8.
2. Olahraga lari
Sebagian besar atlet lari menggunakan latihan kardio sebagai pengolahan napasnya, yakni salah satu bentuk latihan untuk menjadikan detak jantung meningkat dan menjaga stamina tubuh serta membuat berat badan tetap dalam kondisi yang stabil. Ketika melakukan latihan kardio sekitar 80% gerakannya dijalankan oleh diafragma.
Diafragma adalah otot berukuran besar yang ada di tulang rusuk terakhir bagian bawah dan menempel pada tulang dada, tulang belakang dan tulang rusuk. Otot ini termasuk otot paling penting untuk bernafas. Saat ada konstraksi, diafragma bergerak ke bawah. Gerakan ini dapat membuat tekanan udara di paru-paru menurun sehingga udara dari luar bisa masuk. Selain itu bisa membuat perut jadi mengembang.
Kesimpulannya, semakin kuat otot diafragma maka tarikan nafas dapat dilakukan secara lebih maksimal yang pada ujungnya akan membuat daya tahan tubuh makin meningkat. Agar dapat meningkatkan kekuatan otot diafragma tersebut, caranya dapat dimulai dengan menarik serta mengeluarkan nafas masing-masing sebanyak 2 hitungan. Berikutnya bisa ditingkatkan jadi 3 hitungan bahkan dapat sampai 4 hitungan.
3. Olahraga sepakbola
VO2 adalah volume tertinggi atau paling maksimal kemampuan tubuh dalam memproses atau mengolah oksigen, terutama ketika sedang menjalankan suatu kegiatan secara intensif, seperti olahraga sepakbola yang termasuk juga sebagai salah satu jenis olahraga pernafasan.
Bagi pemain sepakbola agar VO2 ini dapat ditingkatkan, juga harus menjalani latihan pernafasan secara rutin tanpa ada jeda. Tapi sebelum mempraktekan cara mengolah nafas dalam olahraga pernafasan sebaiknya melakukan pemanasan lebih dulu untuk meregangkan otot.
4. Olahraga sepeda
Sebagian besar atlet sepeda yang mampu menjadi juara adalah atlet yang mampu melakukan olahraga pernafasan dengan baik, sehingga kapasitas atau volume dalam paru-parunya dapat meningkat dan menampung oksigen lebih banyak. Kemampuan organ paru-paru untuk menampung oksigen ini memang dipengaruh oleh faktor yang lain yaitu genetika atau keturunan. Namun untuk atlet atau penggemar olahraga sepeda yang tidak berasal dari genetika dengan organ paru-paru seperti yang telah disebutkan di atas, tetap bisa mendapatkan dengan latihan secara teratur.
Salah satu jenis latihan yang disarankan yaitu angkat beban dengan menerapkan teknik nafas panjang serta pendek. Sebab melakukan olahraga bersepeda secara umum juga menggunakan metode yang sama yaitu satu gerakan nafas panjang yang ditarik dengan dalam dan cepat lalu dikeluarkan secara perlahan-lahan.
Baca Juga :
- Teknik Bernapas yang benar saat Olahraga Pernafasan
- Cara Ampuh Meningkatkan Kemampuan Pernapasan dengan Olahraga