Keraguan ini muncul melihat banyaknya kendala yang tidak biasanya dialami oleh rider berumur 37 tahun ini, masih di separuh musim dirinya sudah 3 kali gagal menyentuh garis akhir kendala mesin dihadapinya di Catalunya dan dua race lainnya ia gagal finis karena terjatuh. Perubahan regulasi pada standar motor di motoGP membuat Rossi harus mencari cara menyesuaikan diri yang berimbas kepada penampilannya yang tidak konsisten.
Perubahan regulasi balap di MotoGP 2016 memang sangat berdampak bagi beberapa pembalap khususnya bagi Yamaha sendiri, belum habis masalah dengan ban Michelin yang menurut mereka membuat laju motor menjadi lebih lambat dan tidak punya daya cengkeram yang baik pada bagian ban depan. Permasalahan ban di nilai menjadi alasan utama kenapa Yamaha sering terjatuh di lintasan baik itu saat sesi latihan bebas, kualifikasi atau bahkan saat balapan utama berlangsung.
Perangkat elektronik Magneti Marelli diputuskan oleh Dorna untuk dipasangkan di setiap motor pembalap dengan tujuan agar kompetisi yang ada di MotoGP terasa lebih kompetitif dari sebelumnya, penggunaan perangkat elektronik Magneti Marelli ini pada awalnya di harapkan Rossi dapat menjadi pijakkan bagi Yamaha untuk lebih maju lagi mengembangkan motor milik mereka, namun justru dari 9 race yang telah dijalani justru manfaat yang dirasakan sangat berbanding terbalik dari dugaan.
Kemunduran justru sangat dirasakan oleh Yamaha pasca penetapan dua regulasi balapan tersebut, Yamaha merasakan beberapa kemunduran karena Rossi tidak dapat tampil kompetitif musim ini. Rossi menilai setelah menjalani 9 balapan bahwa musim ini tidak jauh berbeda dengan musim tahun lalu.
Kemajuan – kemajuan yang diharapkan justru tidak dirasakan oleh Rossi dan tim, namun dirinya mengaku tetap optimis untuk terus berusaha menemukan settingan terbaik bagi motornya dan menjuarai sisa balapan yang ada, balapan musim ini sama dengan musim lalu karena kondisi motornya tidak jauh berbeda.
Di lain sisi disaat beberapa pembalap mengalami kendala karena perubahan regulasi balap, Marquez justru memanfaatkan situasi dengan tampil semaksimal dan sekonsisten mungkin. Hal ini membuat keraguan bagi pembalap lain karena permasalahan dengan motor yang belum usai ditambah jauhnya perolehan poin oleh Marquez cukup untuk membuat para pembalap yang lain merasa ragu untuk membawa pulang gelar juara dunia.
Baca Juga :
- Anak Didik Rossi Asal Indonesia Pecahkan Rekor ARR
- Marquez Belum Kekurangan Rival, meski jaraknya dengan Rossi sudah 42 poin