Petenis peringkat nomor dua dunia, Andy Murray berhasil merajai turnamen Shanghai Masters setelah menumbangkan petenis Spanyol, Roberto Bautista Agut. Gelar juara ini menjadi poin tambahan penting bagi Murray dalam misinya menggurus Novak Djokovic di posisi pertama dalam urutan peringkat dunia.
Dalam pertandingan final yang digelar di Qizhong Forest Sports City Arena, Shanghai, China, Minggu (16/10/2016), Murray menang langsung dengan angka 7-6 di set pertama dan 6-1 di set kedua. Gambaran paling baik untuk mendeskripsikan dominasi Murray atas Bautista terutama di set kedua di mana ia menang telak 6-1.
Bagi Andy Murray, kemenangan ini menjadi capaian positif ke 10 beruntun termasuk ketika berhasil menjadi jawara di ajang China Terbuka di pekan lalu. Selain itu, gelar juara ini juga mendekatkan dirinya ke Novak Djokovic dalam hal poin peringkat dunia.
“Saya sangat senang dengan gelar juara ini. Ini merupakan bulan yang gila, terutama dalam satu bulan terakhir, penampilan semakin baik dan saya berhasil memenangi beberapa pertandingan penting dan membuat kemajuan signifikan,” kata Murray seperti yang dilansir oleh Sky Sports tak lama setelah lomba.
Gelar Shanghai Masters ini menjadi gelar ke-41 dari seluruh turnamen, atau yang keenam di tahun 2016 ini. Sedangkan khusus di turnamen Shanghai Masters, ini merupakan gelar yang ketiga setelah di tahun 2010 dan 2011, Murray juga pernah merasakan manisnya gelar juara di sini.
“Pergerakan saya ke depan terutama saat memotong bola kini lebih baik, begitu pula ketika harus mengubah arah bola, saya kini melakukannya lebih baik. Dalam beberapa kesempatan servis yang saya lakukan juga lebih kencang,” lanjut petenis berusia 29 tahun itu.
Di peringkat dunia, Murray kini menempati posisi kedua, terpaut 915 poin dari Djokovic yang berada di nomor satu dunia. Dengan perbedaan tipis itu, Murray punya peluang bagus untuk menyalip Djokovic, dengan catatan terus aktif bermain dan melanjutkan penampilan apiknya.
Ketika ditanya soal kans itu, Murray berkata tak mematok target gelar peringkat pertama di tahun ini, melainkan untuk tahun depan. Kendati 900 poin bukanlah perbedaan yang besar, namun menurut Murray Djokovic adalah pemain top dan ia punya banyak kesempatan untuk kembali mengoleksi poin.
Di turnamen Shanghai Masters, Djokovic bermain bagus sampai dengan semifinal. Di semifinal, ia dikandaskan oleh Bautista Agut yang dihadapi oleh Murray di laga final. Sayang Djokovic tak hanya sekadar kalah tapi juga membuat beberapa catatan buruk, termasuk saat membanting raket, merobek baju dan melontarkan kritikan terhadap kepemimpinan wasit di atas lapangan. Apakah ini pertanda Djokovic sudah habis? Mungkin iya, mungkin juga tidak!
B Wayan
BACA JUGA :
- Ini Perjalanan Marc Marquez di Ajang MotoGP Musim 2016
- Dihiasi Dua Penalti Gagal, City Ditahan Imbang Everton di Etihad Stadium